Selasa, 06 Januari 2009

Menyimpan beras dengan baik

Menyimpan beras dengan baik

Beras merupakan salah satu bahan makanan utama dalam kehidupan kita. Komposisi nasi (beras) sebagai makanan yang kita konsumsi setiap hari begitu dominan, yaitu sekitar 70%. Ketersediaan makanan ini senantiasa dibutuhkan oleh tubuh kita untuk meningkatkan kualitas kesehatan sekaligus hidup kita.

Namun, seringkali kita menemukan adanya gangguan kesehatan justru disebabkan oleh beras (nasi) yang kita konsumsi. Hal ini mungkin saja dipicu oleh kualitas beras yang kita masak. Atau, bisa juga cara kita dalam menyimpan beras tidak memenuhi standar penyimpanan yang baik.

Siapa pun tanpa kecuali sangat berkepentingan dengan beras yang tahan lama, terutama mereka yang sering membelinya dalam jumlah banyak demi mengirit waktu belanja. Yang kita lihat selama ini, mayoritas konsumen kurang memahami benar. Mereka cenderung merasa cukup puas dengan pola penyimpanan beras secara konvensional. Pokoknya asal tidak melebihi kurun waktu tertentu menurut ukuran tradisi lingkungan setempat.

Seandainya kita paham, sebenarnya daya tahan beras bisa diperpanjang. Untuk itu, simak beberapa panduan singkat tentang menyimpan beras sebagai berikut:

  1. Pastikan dulu bahwa beras yang akan kita simpan sebagai persediaan merupakan beras baru dan berkualitas. Jika tidak, cara penyimpanan apapun yang kita lakukan senantiasa tidak akan mendapatkan hasil yang optimal jika ternyata beras yang kita simpan tergolong beras yang tidak baik.

  1. Jaga suhu tempat penyimpanan. Jangan terlalu panas ataupun terlalu dingin (lembab). Suhu yang tidak stabil ini menjadi pemicu timbulnya bau apek maupun serangga pada beras. Hasilnya, walaupun masih layak dikonsumsi, bau yang ditimbulkannya terkadang mengurangi selera makan kita.

  1. Pastikan pula tempat penyimpanan beras tahan karat atau tidak. Sebab, tempat penyimpanan yang mudah karat akan mempengaruhi kualitas beras yang kita simpan.

  1. Jangan kita menyimpan beras terlalu lama. Sebab, beras yang disimpan terlalu lama akan mudah dimakan kutu. Kutu beras ini memang seringkali membuat kita pusing. Oleh sebab itu, simpan beras menurut persediaan secukupnya dengan rentang waktu yang tak terlalu lama.

  1. Agar terhindar dari gangguan serangga, sebaiknya campurkan beras bersama dua-tiga tangkai daun asam Jawa atau daun belimbing buluh yang telah. dibersihkan atau dikeringkan. Kita juga dapat menyisipkan beberapa batang lada kering atau beberala helai daun limau ke dalam beras.

  1. Kita bisa saja menggunakan “High-Voltage Electric Pulses", sejenis alat untuk mensterilkan kutu/kuman beras atau pencegah beras busuk seperti yang dilakukan masyarakat Jepang. Alat ini ekonomis, praktis, dan aman. Terlebih dulu beras dimasukkan ke dalam kantong plastik dengan beberapa elektroda. Berikan pulse listrik "bertegangan" dan "berkecepatan" sangat tinggi, masing-masing sekitar 50 kilo volt dan 100 kali per detik. Lamanya 15 menit. Ditaksir bahwa hampir semua jenis kumannya musnah seketika. Biayanya sangat murah.

Beras jenis apapun tidak akan menjamin bebas dari serbuan kutu dan kuman. Kehadiran kuman atau kutu pun bisa mengubah komposisi beras, antara lain dengan menghasilkan enzim yang aktif menghidrolisis zat karbohidrat. Selain itu, menghidrolisis lemak dan protein yang masing-masing mengakibatkan beras menjadi busuk. Dengan panduan di atas, setidaknya kita tahu tentang menyimpan beras dengan lebih baik. Selama mencoba!

Tidak ada komentar: