Selasa, 01 Juli 2008

Inovasi Pangan Filli Pratama

Inovasi Pangan Filli Pratama


BM Lukita Grahadyarini

"Tanah Air Indonesia kaya akan sumber daya alam. Sudah sepantasnya jika kekayaan itu
dimanfaatkan untuk kemajuan pangan bangsa".

Sepenggal pemikiran itu yang mendorong Filli Pratama (40) bertekun membuat produk
pangan yang praktis dari bahan-bahan alami dengan sentuhan teknologi yang tidak harus
rumit.

Salah satu produk pangan yang dihasilkannya adalah tekwan kering cepat saji. Penganan
basah khas Palembang yang dikemas kering untuk oleh-oleh ini biasanya harus direndam
dulu selama delapan jam supaya lunak, sebelum direbus dan disajikan. Tekwan yang
lazim adalah mekanan berkuah sejenis bakso yang terbuat dari bahan tepung tapioka dan
ikan tenggiri.

Namun, melalui pembuatan alat sederhana, tekwan kering cepat saji itu cukup direndam
15-20 menit agar lunak. Peralatan sederhana itu dibuat sedemikian rupa agar struktur
tekwan kering yang kenyal dan padat menjadi lebih berpori, sehingga cepat lunak
sewaktu direndam dan praktis disajikan.

Tekwan kering cepat saji itu langsung ludes dibeli sewaktu dipamerkan pada Festival
Sriwijaya, Juni lalu, dan Gelar Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Agustus
lalu, di Palembang. Ketika itu, tekwan dia kemas dalam plastik.

Inovasi pembuatan tekwan tidak berhenti pada pembuatan tekwan kering. Filli juga
membuat bumbu tekwan rasa udang, dengan memanfaatkan limbah kepala udang yang
banyak terbuang.

Tekwan kering cepat saji secara bertahap diperkenalkan kepada perajin tekwan di
Palembang melalui alih teknologi pada tahun 2006, atau dua tahun setelah produk itu
dipatenkan.

"Saya bergerak di teknologi pangan, maka sayang kalau hasil temuan itu tidak
diperkenalkan ke khalayak," tutur Filli yang kini menjabat Kepala Laboratorium Kimia
Hasil Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang.

Ketika pemakaian zat pengawet berbahaya formalin untuk tahu merebak awal tahun
2006, Filli langsung tergerak untuk membuat bahan pengawet alternatif yang tidak
membahayakan kesehatan konsumen. Ia menggunakan daun sirih yang sejak dulu
dikenal sebagai tanaman obat berkhasiat.

Hasilnya, pemakaian daun sirih pada tahu terbukti bermanfaat untuk mengawetkan tahu
sampai tiga hari. Sifat daun sirih yang antibakteri mengawetkan tanpa merusak
kandungan tahu.

Penelitian yang dilakukannya seakan tiada henti. Baru-baru ini, ia membuat produk
pewarna makanan dengan bahan baku serat kayu pohon secang (Caesalpinia sappan).
Pada masa lalu, serat kayu yang banyak tumbuh di pekarangan itu sering digunakan
untuk obat diare. Kini, air rebusan dari serutan kayu secang dipakai sebagai alternatif
pewarna makanan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan pewarna sintetis.

Dalam waktu dekat, ia berencana membuat gula rendah kalori untuk penderita diabetes
dengan memanfaatkan bahan-bahan alami di alam.

Sembilan paten
Filli lahir di Palembang, 30 Juni 1966. Ia dibesarkan di lingkungan keluarga pengusaha.
Ayah-ibunya adalah wiraswasta di bidang pakaian. Ketertarikannya terhadap pertanian
dimulai sewaktu ia mempelajari ilmu hayat di bangku sekolah menengah.

Sukses Filli dalam mengembangkan pangan terlihat sejak ia menempuh pendidikan strata
1 (S1) jurusan teknologi pertanian di Fakultas Pertanian Unsri tahun 1985-1989. Dalam
skripsinya, ia menciptakan teknologi pembuatan beras instan. Beras itu cukup direbus
selama dua menit supaya matang.

Saat menempuh kuliah strata dua (S2) jurusan Food Science di University of Western
Sidney, Australia, tahun 1992-1994, ia masih bertekun dalam inovasi beras. Dalam
tesisnya, ia membuat beras instan yang mengandung vitamin B1.
Gelar doktor (S3) dari jurusan Food Science di University of Western Sidney, Australia,
disandangnya tahun 2000 dengan keberhasilan melakukan diversifikasi beras melalui
teknologi pascapanen. Ia membuat beras wangi dengan aroma yang beragam, di
antaranya pandan, dan santan kelapa, tanpa mengubah bentuk asli butiran beras.

Sepulang dari Australia, ia menjadi pengajar pada jurusan teknologi pertanian Fakultas
Pertanian Unsri. Penelitian dilanjutkan setiap tahun. Dalam mewujudkan gagasan
penelitan, perempuan yang sejak dulu bercita-cita menjadi guru itu selalu melibatkan para
mahasiswanya.

Sejauh ini, sudah sembilan hasil penelitiannya yang dipatenkan. Beberapa di antaranya,
pewangian beras menggunakan karbondioksida cair, kopi blok siap seduh, tekwan kering
cepat saji, kaldu udang blok, pembuatan sambal lingkung berkadar lemak rendah, dan
alat pencuci antibiotik pada produk perikanan segar.

Tetapi, rupanya jiwa wiraswasta kedua orangtuanya tidak mengakar padanya. Ia
mengaku tidak memiliki kelihaian dalam mempromosikan, apalagi memasarkan hasil
penelitian yang sudah dia patenkan itu kepada masyarakat.

"Saya senang meneliti dan menyumbangkan karya-karya ilmiah. Tetapi, saya tidak ambil
pusing bagaimana memasarkan produk. Yang penting, teknologi hasil pertanian harus
dikembangkan agar semua yang masuk ke tubuh itu sehat," ujar Filli.

Apa yang dilakukan Filli tak lepas dari motivasinya untuk mengembangkan pertanian
secara berkelanjutan. Kepuasan baginya apabila bisa mengembangkan ilmu. Perjalanan
panjang itu didukung oleh suami dan tiga anaknya. Mereka juga yang sering kali menjadi
pencicip sekaligus kritikus produk pangan yang dihasilkannya bersama dengan
mahasiswanya.

Keprihatinan yang sampai kini Filli rasakan, yaitu masih adanya jurang yang lebar antara
peneliti perguruan tinggi dengan masyarakat. Dalam pandangan Filli, kalangan akademisi
seharusnya memiliki tanggung jawab moral untuk mencerahkan masyarakat dengan cara
menyebarluaskan hasil penemuan mereka.

Tetapi, sampai sekarang, sebagian peneliti masih terbentur kesulitan untuk
memublikasikan karya ilmiah mereka ke khalayak. Belum ada koordinasi antara
departemen, dinas, atau instansi pemerintah dengan perguruan tinggi untuk menyebarkan
hasil penelitian dan temuan para ilmuwan ke masyarakat.
Penyebaran penelitian itu sesungguhnya sangat penting untuk mempersempit jurang
keilmuan antara perguruan tinggi dengan publik. "Dengan begitu, masyarakat akan
semakin mengenal potensi lingkungannya," kata Filli.

1 komentar:

paxtonmaaske mengatakan...

JAMUARY 14 2021 | Play at JAMUARY 14 2021
JAMUARY 14 2021 | Play at 전라북도 출장샵 JAMUARY 14 2021 | Play at JAMUARY 14 2021 | Play at 밀양 출장안마 JAMUARY 15 2021 | Play at JAMUARY 15 충청북도 출장샵 2021 | Play at 사천 출장안마 JAMUARY 16 2021 | 구미 출장샵 Play at JAMUARY